Ibarat air yang mengalir, ia akan sampai pada muaranya.
Ibarat matahari yang terbit diufuk timur,ia akan tenggelam di ufuk barat.
Begitulah tiap-tiap yang bernyawa, pasti akan mati. Sekalipun ia bersembunyi di lubang semut yang kecil.
Untunglah siapa yang selalu ingat akan dekatnya ajal kematian. Apa lagi menjadikannya semakin ingat akan noda dan nista dirinya.
Kerna itu wahai saudaraku..
Rasanya tidak ada yang dapat disombongkan di dunia ini. Keangkuhan hanya bukti dari kebinasaan, seindah apapun wajah yang dimiliki, suatu hari nanti akan berkerut..,
terkaya apapun harta yang dipunyai, suatu saat tidak berguna, dan setinggi apapun pangkat dan darjat yang disandang, pasti suatu masa nanti akan berakhir dengan pencen.
Saudaraku..
Renungilah detik-detik hidup ini..
Bertafakur atas kelemahan dan kekurangan diri..
Bila kita lahir terbungkus ari-ari (uri) lalu berbungkus baju..suatu hari nanti akan berbungkus dengan kain kafan.
Bila dahulu wajah ini indah menawan, lalu pudar dan kerepot. Mata begitu tajam lalu mulai rabun. Rambut begitu menghitam lalu mulai memutih…
Tubuh yang kuat dan perkasa, sekarang mulai melemah dan sakit-sakitan..semua itu hanyalah renungan atas kekurangan dan kelemahan diri..
Betapa hidup ini hanya sebentar dan maut dapat menjemput setiap waktu tanpa ada yang tahu..
Semoga ungkapan ini menjadi ingatan kepada mereka yang lupa diri…
No comments:
Post a Comment